Minggu, 27 September 2009

Banyaknya Penawaran Potongan dan Kenaikan Harga Berbagai Produk Menjelang Hari Raya Idul Fitri


Harga adalah nilai pertukaran atas manfaat produk ( bagi konsumen maupun bagi produsen) yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter (rupiah, dollar, yen, ringgit dan sebagainya).

Harga merupakan salah satu komponen bauran pemasaran. Dari harga , konsumen dapat menilai barang tersebut mampu memberikan manfaat yang sesuai atau tidak. Dari harga, produsen dapat menilai barang atau jasa yang di produksinya dapat memberikan keuntungan di atas biaya produksi atau tidak.









Harga akhir dari setiap produk merupakan suatu bentukan dari pengertian harga bagi produsen dan konsumen. Dapat kita lihat dari bagan konsep pembentukan harga di bawah ini :


Harga juga dipengaruhi oleh dua factor ,yaitu factor internal dan factor eksternal.
Faktor internal meliputi :
1. Tujuan pemasaran ( biaya, penguasaan pasar, dan usaha.

2. Organisasi ( Struktur, skala dan tipe )

Faktor Eksternal meliputi :
Elastisitas permintaan dan kondisi pasar.

2. Harga pesaing dan reaksi pesaing terhadap perubahan harga.
3. Lingkungan eksaternal yang lain, lingkungan mikro ( pemasok, penyalur, asosiasi dan masyarakat ) maupun lingkungan makro (pemerintah, cadangan sumberdaya, keadaan social , dsb).


Menjelang Hari Raya Idul Fitri, banyak sekali pusat perbelanjaan Seperti pusat perbelanjaan Matahari Departement Store , Ramayana , Centro , Toko-Toko di Pusat Grosir, Factory Outlet dan lain-lain yang menawarkan potongan harga yang cukup menarik untuk produk-produk tertentu, khususnya pakaian , sepatu , sandal dan lain-lain.Mendekati H-7 Hari Raya Idul Fitri , banyak sekali Pusat Perbelanjaan yang mengadakan discount 50%-75% untuk produk tertentu dan Obral pakaian seperti yang terjadi pada toko-toko pakaian di Pusat Grosir di wilayah Jakarta Pusat (contohnya: jika membeli 1 kemeja laki-laki harganya Rp 50.000,- sedangkan jika membeli 3 kemeja harganya hanya Rp 120.000,-). Yang lebih special, ada sebuah factory outlet yang menawarkan “ Discount 50% ALL Item” , dan hal tersebut merupakan suatu hal yang sangat menarik bagi kaum hawa khususnya para belia.


Selain banyaknya penawaran potongan harga dan obral besar-besaran, banyak pula kenaikan harga pada produk-produk tertentu. Kita ambil satu contoh dari sembako yaitu gula pasir. Sungguh terasa mahalnya harga gula pasir. Para Ibu rumah tangga yang berbelanja mengeluh akan kenaikan tersebut. Selain gula , contoh lainnya kita ambil dari kebutuhan papan yaitu pakaian. Toko-toko pakaian di Pusat Grosir di wilayah Jakarta Pusat, selain mengadakan obral, mereka juga tetap menaikkan harga dari pakaian yang di jualnya. Harga yang ditawarkan memang cukup tinggi. Seperti yang di alami oleh seorang wanita muda bernama Ringgar. Dia ingin membeli kemeja di salah satu toko pakaian wanita langganannya ketika dia bertanya harga dari kemeja tersebut ternyata bukan lagi seperti harga biasa yaitu 3 buah kemeja seharga Rp 100.000, melainkan 1 buah kemeja seharga Rp 60.000,dia berkata bahwa bahan dan model kemeja tersebut sama dengan bahan dan model kemejanya yang pernah dia beli. Sepertinya Nona tersebut sangat kecewa kerena dia sempat mengeluh kepada penjaga toko tersebut. Dan karena dia sudah terlanjur naksir maka dia tawar harga kemeja tersebut.


Walaupun harga dinaikkan, pihak konsumen atau pembeli masih tetap bisa menawar harga tersebut sesuai dengan nilai dari barang tersebut. Dan hal ini juga menjadi keuntungan berbelanja di Pusat Grosir atau toko-toko yang ada. “Walaupun tidak ada discount, tawar menawar pun jadi.


Dari tulisan di atas dapat kita simpulkan bahwa menjelang Hari Raya Idul Fitri merupakan kesempatan bagi para produsen atau distributor atau penjual untuk “memainkan harga pada setiap produknya karena mereka telah mengetahui kondisi pasar. Mereka dapat memberikan potongan harga dan menaikan harga.




Nama : RIRIN YULIYANTI

Npm :10207949

Kelas : 3EA06

Dosen / pengajar : YANTI BUDIASIH

Mata kuliah : PERILAKU KONSUMEN


Referensi :

Budiarto, Teguh . “Dasar Pemasaran”. universitas gunadarma .Jakarta1993. Hal.86 - 87


Penyewaan Alat Pijat Elektronik “Kursi Pijat” di tengah Hiruk-pikuk Pengunjung Yang Berbelanja Menjelang Hari Raya Idul Fitri



Produk adalah sesuatu yang dihasilkan dan yang akan dikonsumsi oleh pasar. Atau Produk adalah segala sesuatu ( meliputi objek fisik, jasa, tempat , organisasi , gagasan ataupun pribadi) yang dapat atau mampu ditawarkan produsen untuk diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan.



Produk merupakan salah satu komponen terpenting dalam bauran pemasaran selain harga, promosi, dan pendistribusian ( Price, Promosion, dan Place ).


Dari pengertian Produk di atas dapat kita lihat banyak sekali jenis produk yang dihasilkan oleh para produsen, baik produk yang bersifat nyata ( tangible ) dan produk yang besifat tidak nyata ( intangible ). Batas kedua sifat tersebut tidak begitu jelas karena dalam kesehariannya banyak produk nyata yang dilengkapi dengan barang tidak nyata ( jasa ). Dan sebaliknya semakin banyak jasa yang ditawarkan dengan pelengkap barang nyata. Baik produk nyata dan produk tidak nyata dapat kita dapatkan di manapun dan dapat kita manfaatkan kegunaannya.


Di sebuah pusat grosir di wilayah Jakarta Pusat, pusat grosir lengkap yang menyediakan berbagai produk (baik produk nyata maupun tidak nyata) sangat ramai pengunjung menjelang hari raya Idul Fitri H-2. Pengunjung datang bukan hanya dari wilayah Jakarta, tapi dari luar Ibukota pun juga banyak. Mereka hilir mudik mencari segala kebutuhannya untuk Lebaran.


Dari sekian banyak produk yang ditawarkan , ada satu poduk yang cukup berguna bagi pengunjung yang lelah. Produk ini termasuk produk tidak nyata tetapi ditawarkan dengan pelengkap barang nyata ( intangible ) . Dan produk ini termasuk dalam basis keterlibatan produk fisik dengan konsumen ( degree of tangibility ) karena produk ini merupakan barang persewaan. Produk tersebut adalah alat pijat elektronik “Kursi Pijat”.


Jika kita amati, adanya penyewaan alat pijat elektronik “Kursi Pijat” ini sangat bermanfaat bagi para pengunjung di pusat grosir tersebut. Terlebih lagi pada saat menjelang Idul Fitri ini, pastinya para pengunjung sibuk mencari segala kebutuhan yang untuk Hari Raya Idul Fitri, berkeliling mencari kebutuhan yang sesuai, menawar produk yang ingin dibeli , berdesakan di toko yang ramai pembeli dan lain-lain. Dan dapat kita simpulkan bahwa para pengunjung sangat lelah melakukan hal- hal tersebut.


Dengan adanya alat pijat elektronik “Kursi Pijat” tersebut dapat di katakan adanya “Simbiosis Mutualisme”, mengapa ?

Karena para pengunjung bisa memanfaatkan alat pijat elektronik untuk istirahat sejenak meringankan rasa lelah,letih dan pegal – pegal di kaki dan bagi para penyewa alat pijat elektronik mereka bisa untung dengan memanfaatkan ramainya pengunjung yang berbelanja. Manfaat yang dirasakan bagi pengunjung dapat kita lihat dari pendapat seorang ibu rumah tangga bernama Arbaeni ,pengunjung dari kota tanggerang, Beliau berkata bahwa dengan adanya penyewaan alat pijat elektronik “Kursi Pijat” dapat digunakan untuk istirahat dan meredakan pegal-pegal dikakinya setelah berkeliling dari lantai dasar hingga lantai 5 dan kembali ke lantai dasar dengan escalator, untuk membeli pakaian anak-anaknya dan kebutuhan lain untuk lebaran. Pendapat tersebut juga dituturkan oleh Bapak Sobriawan, pengunjung dari Cikampek, Jawa Barat. Beliau berkata bahwa dengan adanya penyewaan alat pijat elektronik ini cukup menguntungkan beliau. Karena kaki beliau sudah tidak kuat lagi menemani istri dan anak-anaknya berbelanja , maka Bapak Sobriawan memutuskan untuk menyewa alat pijat elektronik setelah melihat Stan alat pijat elektronik dari lantai 3.


Mengenai tarif, tarif penyewaan alat pijat elektronik tersebut cukup murah, hanya Rp 5.000,- per 15 menit. Tidak membuat kantong bolong dan sesuai dengan manfaatnya. Hanya saja menjelang Hari Raya Idul Fitri ini , para pengunjung atau penyewa harus rela mengantri. Kursi Pijat ini tidak ada yang kosong karena banyak sekali yang berminat untuk menyewa. Yang lebih menguntungkan lagi adalah tarif sewa alat pijat elektronik tidak naik seperti produk-produk lain yang rata-rata harganya naik .


Dari hal di atas dapat kita simpulkan bahwa menjelang Hari Raya Idul Fitri memang sangat menguntungkan bagi para penjual. Dan hal tersebut juga dirasakan bagi para pemilik stand alat pijat elektronik “Kursi Pijat” di tengah hiruk-pikuknya pengunjung yang berbelanja.



Nama : RIRIN YULIYANTI

Npm :10207949

Kelas : 3EA06

Dosen / pengajar : YANTI BUDIASIH

Mata kuliah : PERILAKU KONSUMEN


Referensi :

Budiarto, Teguh . “Dasar Pemasaran”. universitas gunadarma .Jakarta1993. Hal.62,63,67

http://1.bp.blogspot.com/_8Q_w8hVTq48/SlM_uyREkDI/AAAAAAAAAYk/4ZQFy-oTQs8/S700/ichiro.jpg