Persepsi adalah proses pemahaman, pengorganisasian, dan pengartian informasi berdasarkan pengalaman pribadi.
Seseorang melihat suatu obyek atau persoalan yang dihadapinya tidaklah sama satu dengan yang lain. Perbedaan tersebut terjadi karena persepsi seseorang tidak selalu sama. Untuk obyek atau persoalan yang sama, apabila dipandang dari sudut pandang yang berbeda akan memberikan interpretasi yang berbeda. Demikian juga persepsi. Perbedaan proses interpretasi seseorang terutama dipengaruhi oleh kadar dan proses pengalaman seseorang.
Persepsi seseorang dapat berbeda dengan orang lain karena adanya subproses selektif terhadap obyek yang menjadi stimulan masukannya. Subproses selektif meliputi ekposur selektif, atensi selektif, dan retensi selektif.
Ekposur selektif
Hanya stimuli yang terekspose secara menarik akan mendapat perhatian seseorang.
contoh : seorang wanita akan tertarik terhadap suatu produk fashion (pakaian) yang ada dalam sebuah catalog karena catalog tersebut dikemas secara menarik. Dari model sebagai peraga, mix and match pakaian, warna-warna pakaian, aksesoris, serta harga-harga yang terjangkau. Dari sebuah catalog tersebut, konsumen dapat tertarik dan produk tersebut akan mendapat respon dari konsumen tersebut.
Atensi selektif
Stimuli akan memperoleh perhatian ( atau sebaliknya mengalami distorsi ) apabila terdapat kesesuaian dengan kepercayaannya.
Contoh : seseorang akan tertarik pada satu stand pakaian yang bertuliskan DISKON 75%, sementara perkataan seorang pramuniaga yang mempromosikan keunggulan pakaian model terbaru di standnya diabaikan/ biasa-biasa saja.
Retensi selektif
Seseorang hanya akan menginginkan stimulus apabila memang berkehendak untuk mengingatnya.
Orang cenderung akan mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang disukai dan melupakan hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang bersaing (Kotler,2002,hal.198)
Contoh : ada 2 produk kosmetik merk A dan B yang memiliki fungsi yang sama yaitu memutihkan wajah dan membantu memudarkan noda jerawat. Seorang konsumen kebetulan menggunakan kosmetik merk A dan cocok untuk kulit wajahnya, ia tidak suka terhadap kosmetik merk B karena kosmetik tersebut membuat kulit semakin berjerawat. Ketika sedang berbincang-bincang dengan temannya tentang kosmetik apa yang cocok untuk sang teman, maka konsumen tersebut akan keunggulan kosmetik A dengan bukti kulit wajahnya yang tambah putih dan bersih dari noda jerawat. Sementara fungsi dari produk kosmetik B yang sama dengan kosmetik A tidak dibicarakannya.
referensi:
Budiarto, Teguh . “Dasar Pemasaran”. universitas gunadarma .Jakarta1993. Hal.30-31
http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=8&submit.x=18&submit.y=14&submit=next&qual=high&submitval=next&fname=%2Fjiunkpe%2Fs1%2Fmasa%2F2007%2Fjiunkpe-ns-s1-2007-36403152-4210-potensi_pasar-chapter2.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar